SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN TINGKAT IQ ANAK YANG MENGALAMI RETERDASI MENTAL DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR


Sistem pakar (expert system) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusisolusi untuk masalah-masalah dengan kualitas pakar. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi sistem pakar dapat diterapkan dalam dunia kesehatan selain sebagai media informasi bagi masyarakat terutama pada penderitaan IQ (Intelligence Quotient) dibawah normal, dan juga sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Pengetahuan yang disimpan di dalam sistem pakar umumnya diambil dari seseorang manusia yang pakar dalam masalah tersebut dan sistem pakar itu berusaha meniru metodelogi dan kinerjanya (performance). Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu  tujuan tertentu.

Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang kesehatan yaitu sistem pakar untuk menentukan tingkat IQ (Intelligence Quotient)  anak pada Karya Murni mempunyai siswa-siswi yang berbeda-beda latar belakang, sehingga kemampuan dalam membaca, menghafal maupun bersosialisasi berbeda-beda. Pada dasarnya sistem pakar mempunyai bermacam-macam metode untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit yang dialami oleh manusia maupun hewan. Metode sistem pakar yang biasa digunakan adalah metode bayes, yaitu: suatu metode untuk menghasilkan estimasi parameter dengan menggabungkan informasi dari sampel dan informasi lain yang telah tersedia sebelumnya. Metode forward chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut. Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Forward chaining bisa disebut juga pencarian yang dimotori data (data driven search) yang dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) kemudian menuju konklusi atau kesimpulan (then).  

Ada beberapa pengertian sistem berdasarkan konsep dasar sistem, yaitu;

1.       Sebuah gabungan komponen yeng teratur, “teratur” berarti bahwa ada hubungan khusus antara koponen.

2.       Sistem telah diidentifikasi oleh seseorang sebagi kepentingan khusus (memiliki tujuan tertentu).

3.       Sistem melakukan sesuatu yang dengan kata lain bahwa ia menunjukan sebuah tipe perilaku yang unik untuk sistem tersebut.

4.       Tiap komponen berkontribusi terhadap perilaku sistem dan  dipengaruhi karena berada didalam sistem.

5.       Sistem memiliki sesuatu yang berada diluar disebut sebagai lingkungan yang memberikan input kedalam sistem dan menerima output dari sistem


Ciri-ciri Sistem Pakar


1.       Terbatas pada domain keahlian tertentu

2.       Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.

3.       Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami.

4.       Bekerja berdasarkan kaidah / rule tertentu.

5.       Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah.

6.       Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntut oleh dialog dengan penggunaan.


Reterdasi Mental


 Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental.

Dari sekian banyak pengertian reterdasi mental, dapat disimpulkan bahwa reterdasi mental adalah suatu keadaan perkembangna jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, sosial serta karakter yang dimiliki seperti anak yang normal. 


Intelligence Quotient (IQ)


Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes StanfordBinet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. 



Metode Certainty Factor 


 Teori Certainty Factor (CF) diusulkan oleh Shortliffe dan Bunchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar (misalnya dokter) sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal iniperul digunakan certainty factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.


Keterangan

CF (Rule)      = faktor kepastian

MB(H,E) = measure of disbelief, (ukuran kepercayaan) terhadap hipotesis H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1).

MD(H,E) = measure of disbelief, (ukuran ketidakpercayaan) terhadap evidence H, jika diberikan evidence E (antara 0 dan 1)

P(H) =  probabilitas kebenaran hipotesis H.

P(H|E) = probabilitas bahwa H benar karena fakta E.


Kesimpulan


1.    Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menentukan tingkat IQ anak yang mengalami reterdasi mental berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh masing-masing anak.

2.    Dengan penerapan metode certainty factor menghasilkan nilai interprestasi dari setiap gejala yang dialami oleh masing-masing anak, sehingga nilai itu dapat  diketahui kemungkinan anak terkena reterdasi mental ringan, sedang, berat dan sangat berat.

3.    Dengan adanya penelitian ini, penulis telah merancang suatu aplikasi sistem pakar dengan menggunakan bahasa pemrograman, sehingga dapat membantu pihak yang bersangkutan dalam mengolah data anak yang mengalami reterdasi mental dengan efektif dan efisien.


Saran


1.    Diharapkan dapat menggunakan aplikasi pemrograman dalam menentukan kemungkinan besar anak mengalami reterdasai mental.

2.    Diharapkan dapat memahami gejala-gejala reterdasi mental yang dialami oleh masingmasing anak supaya dapat mudah di tangani dengan baik.

3.    Diharapkan dapat memberikan solusi pengobatan terhadap anak yang mengalami reterdasi mental.

 

Daftar Pustaka


[1]. Jogiyanto H.M, “Analisa dan Desain Sistem Informasi”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005

[2]. Kusrini, “Amplikasi Sistem Pakar”, Penerbit

Andi, Yogyakarta, 2008

[3]. Muhammad Arhami, “Konsep Dasar Sistem Pakar” Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.

[4]. T. Sutejo, Edy Mulyanto, Vince Suhartono, “Kecerdasan Buatan”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2011

[5]. Sularyo, T.S dan Kadim M, “Kesehatan

Mental”, Sari Pediatri, Surabaya, 2000.

[6].https://www.ilmuskripsi.com/2016/06/jurnal-sistem-pakar-dalam-menentukan.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Uang Masa Depan (Bitcoin)

Pengertian, jenis, dan contoh kasus flowchart

Tugas Sosial Dasar (Kasus Korupsi dan Diskriminasi)